Powered By Blogger

Tips dan Trik Bertualang Dengan MTB

BERTUALANG  DENGAN SEPEDA GUNUNG 



Selain *hiking *dan *mountenering*, menunggangi sepeda gunung
(MTB) merupakan petualangan seru yang menantang. Beberapa kelebihan
menggunakan MTB ketika bertualang atau sekedar jalan-jalan di alam, adalah
daya jelajahnya yang sangat jauh ketimbang* hiking* dengan berjalan kaki.
Semua medan yang bisa dilalui dengan berjalan kaki pasti bisa dengan
menggunakan MTB. Kecuali medannya harus memanjat (*rock climbing*) atau
turun tebing (rapeling)

Selain daya jangkau yang luas dan jauh, dengan bersepeda gunung
kita akan merasakan sensasi yang tidak terkira bila menjumpai turunan
panjang. Memacu sekencang-kencangnya sepeda, melibas tikungan, melompati
gundukan, drop off di ceruk tanah…. merupakan pengalaman yang tidak akan
terlupakan. Belum lagi hembusan angin kencang menerpa wajah ketika melaju
sangat kencang di turunan… layaknya menunggangi *jet coaster*.

Semuanya mampu memacu adrenalin, membuat jantung berdetak kencang
dan seolah-olah di dunia ini hanya ada kita, sepeda dan trek. Belum lagi
ketika kita melaju menerobos semak, ranting dan dedaunan, seolah melalui
sebuah lorong misterius…. seolah kita akan memasuki dunia lain.

Butuh jam terbang tinggi untuk bisa mengendalikan sepeda dengan
baik dan aman di berbagai trek dengan kecepatan tinggi. Butuh skil dan
ketrampilan yang tidak bisa instant kita peroleh tanpa main…main …dan main
di alam. Semakin sering bersepeda kealam semakin terampil kita
mengendalikan sepeda dan tahu apa yang kita lakukan bila menjumpai berbagai
tipe trek. Sehingga kita tahu persis bagaimana melaju di trek tanah
berpasir, trek berbatu (makadam), trek tanah liat licin, dan tanah tanah
berlapis dedaunan busuk dan sebagainya.

Sebelum memulai petualangan bersepeda gunung di alam, pastikan
kondisi tubuh dalam keadan fit dan bugar. Lupakan kegiatan ini bila kita
dalam keadaan tidak fit atau sakit. Karena dalam kondisi tubuh tidak sehat
hanya cari celaka dan hanya akan membuat repot teman seperjalanan. Kondisi
badan tidak sehat akan membuat konsentrasi tidak maksimal, tenaga tidak ada
dan hanya akan memperparah kondisi tubuh karena organ tubuh dipaksa bekerja
keras.

Pastikan kondisi sepeda dalam keadan siap tempur. Cek rem apalah
berfungsi sempurna, apakah kanvas rem masih tebal dan apakah minyak rem
tidak bocor (rem hidrolik), lihat juga apakah karet rem masih tebal (*v
brake*). Kencangkan baut (*quickrelease*) di hub. Cek juga angin
di shock depan dan belakang tidak terlalu keras atau terlalu empuk. Basahi
rantai dengan minyak pelumas. Rantai yang kering apalagi berkarat akan cepat
rusak dan putus.

Pastikan tuas rem dan pemindah gigi bekerja sempurna. Demikian
juga dengan system pemindah gigi apakah bekerja dengan baik, tidak
lompat-lompat atau tidak mau pindah.

Bila menghadapi trek menanjak terjal pastikan gigi depan dan
belakang di posisi ringan. Depan bilah crank yang paling kecil, dan belakang
bilah seprocket yang paling besar. Bila terlalu ringan bisa disesuaikan
dengan kayuhan. Pasang sadel tinggi, sehingga kita mengayuh seperti tengah
berlari, ini akan meringankan kayuhan. Semakin terjal tanjakan semakin besar
pula gaya grafitasi ke belakang. Kalau badan kita terlalu kebelakang maka
ban depan kemungkinan akan terangkat dan kita akan terjatuh. Usahakan badan
condong kedepan, untuk membuat ban depan tetap menapak di trek.

Kayuh perlahan, tidak usah terburu-buru atau bernafsu, nikmati
semester demi semester trek menanjak yg kita lalui. Bernafaslah senormal
mungkin, samakan irama ketika menginjak pedal lepas udara, ketika menarik
pedal tarik nafas. Semakin kita sering bermain maka semakin kuat kita
ditanjakan. Selebihnya ada masalah ketabahan dan kesabaran….. menjalani
penderitaan.


Bila melibas turunan panjang dan cukup terjal, pastikan berat
badan kita agak kebelakang. Ini dimaksudkan agar kita mengimbangi gaya
grafitasi kedepan dan ban belakang tetap dmenapak di trek. Sehingga sepeda
tetep bisa kita kendalikan. Jangan terlalu bernafsu melibas turunan. Lihat
jauh ke depan, jangan ke ban depan. Di trek turunan kita akan melaju sangat
kencang, dengan melihat jauh kedepan kita mampu melihat lebih luas trek di
depan kita, kita akan tahu dan memutuskan akan mengambil jalur yang mana.
Perhatikan baik-baik trek, apakah ada batu, akar yang menyilang, ceruk
dalam, tanah berlumpur, tanah berlapis lumut dan sebagainya.

Diturunan terjal dan licin, jangan menggunakan rem depan, gunakan
rem belakang sesekali untuk menurunkan kecepatan. Menekan keras-keras tuas
rem belakang hanya akan membuat ban belakang melintir dan mengakibatkan ban
belakang kehilangan kontraksi dengan tanah, sehingga sepeda sulit
dikendalikan.

Bermain sepeda gunung selain menyenangkan juga beresiko dan
berbahaya, maka kita perlu memakai helm, pelindung siku, lutut dan sarung
tangan. Selain itu biasanya kita akan bermain di lokasi yang jauh dari
keramaian, jauh dari warung makan, toko atau bengkel sepeda. Maka ransel (*
hydrobag*) yang kita bawa harus kita isi dengan semua peralatan tersebut,
seperti bawa makanan kecil dan minuman, jaket hujan, perlatan P3K, ban
cadangan, pompa, pembuka ban, kunci L, lem dan tambal ban, alat penyambung
rantai, minyak pelumas, batang pembuka ban. Oh yah jangan lupa bawa tisu
basah dan tisu kering. Kedua barang ini sangat berguna kalau kita tiba-tiba,
tidak tertahankan mau buang air besar, sementara rumah penduduk dan sungai
tidak ada. Jangan sesekali menggunakan batu, kayu atau dedaunan, karena
selain tidak *hygienis *juga bisa jadi menimbulkan rasa gatal atau beracun.

Lebih baik ransel kita berat tapi kita aman dan nyaman bertualang
dengan sepeda gunung di alam, daripada kita ingin enteng dan sama sekali
tidak bawa peralatan. Kalau terjadi sesuatu di jalan, misalnya ban kempes
atau rantai putus, berharap saja teman bawa peralatan, kalau tidak, maka
kita akan menuntun sepeda kita sepanjang trek untuk cari bengkel, atau
carter mobil ke kota. Memilukan bukan ?

Bila kita ingin merakit atau beli sepeda gunung, pastikan dulu
jenis sepeda apa yang kita kehendaki disesuaikan dengan jenis permainan dan
lintasan apa yang hendak kita lalui. Kalau kita hanya mau main di trek off
road ringan, masuk keluar jalanan tanah di kampung-kampung. Maka pilihan
kita adalah jenis sepeda *cross country* (XC) dengan shock depan saja (*
hardtail*)

Kalau sepeda yang kita impikan diharapkan bisa dimainkan disegala
medan, melewati tanjakan dan turunan yang tidak terlalu ekstrim maka pilihan
sepeda *all mountain* (AM) dengan *fullsuspension* di bagian depan dan
belakang sangat cocok

Sedangkan bila kita ingin tantangan yang lebih seru, menuruni
bukit atau gunung dengan kecepatan tinggi yang memacu adrenalin, melompati
gundukan tinggi, atau drop off 1 – 2 meter, maka pilihan sepeda yang kita
rakit adalah *freeride* (FR) atau* downhill* (DH).

Bila kita sudah tahu persis sepeda jenis apa yang kita kehendaki,
kemudian berapa budget yang kita miliki. Kita sudah bisa merakit sepeda yang
kita kehendaki. Inilah enaknya merakit sepeda gunung, bisa disesuaikan
dengan budget yang kita miliki. Karena setiap saat bila kita punya uang
lebih dan kita ingin tantangan lauin frame maupun komponen bisa kita upgrade
ke yang lebih tinggi. Atau ganti sepeda denga spek yang mumpuni.

Untuk pemula, yang baru pertama kali main sepeda, jenis sepeda
yang cocok adalah XC. Seiring dengan semakin seringnya main, semakin baiknya
pengendalian di berbagai medan, maka bisa berganti kemudian ke sepeda AM,
tidak berhenti sampai disitu kalau ingin tantangan lain, ingin mencoba drop
off setinggi 1 meter lebih maka bisa merakit sepeda FR atau DH.

Banyak pilihan frame dan komponen sepeda XC, AM dan FR/DH di
pasaran. Biasanya harga yang berbeda menentukan jenis bahan, berat atau
ringan, ketahanan dan kenyamanan sebuah frame atau komponen sepeda gunung.

Banyak merk frame dan komponen diperjualbelikan di pasaran. Ada
baiknya kita melihat-lihat dulu di toko-toko sepeda, pilih-pilih, browsing
di internet, Tanya-tanya teman yang sudah lebih dulu main sepeda, menganai
frame dan komponen apa yang bagus dan sesuai dengan budget yang kita miliki.

Merakit sepeda biasanya akan membuat budget membengkak, karena
biasanya kita akan memilih frame dan komponen bagus. Kalau hal ini tidak
ingin terjadi, pilihan satu-satunya adalah beli sepeda gunung utuh (*full
bike*) yang tinggal kita tunggangi dan jalan.

Jangan lupa bawa alat komunikasi seperti HP atau HP Satelit atau
kalau mau eksplore ke trek baru bawa peta dan GPS sangat dianjurkan. GPS
berguna untuk merekam perjalanan kita, sehingga kalau kita akan kembali ke
trek tersebut kita tidak perlu repot-repot bertanya atau mengingat-ingat.
Atau kalau kita kesasar kita akan dituntun kembali ke trek semula. GPS juga
menginformasikan kepada kita rata-rata kecepatan bersepeda (*average speed*),
kecepatan maksimum di turunan (*max speed*), waktu bergerak (*moving time*),
jarak tempuh (*odo meter*), waktu diam/istirahat (*stop time*), kontur
trek, ketinggian tanah dari permukaan laut dan sebagainya.

Ok, selamat bertualang dengan sepeda gunung…..seperti biasa,
jangan lupa berdoa.